Thursday, February 2, 2017

Berapakah Human Live Value Anda?

Selamat Pagi!! 

Sudah bosan dengar kata asuransi? Sudah bosan didatangi agen asuransi?
Sudah booosaannnn, ogahhh, bilang ga mau asuransi?
ya udah, sekarang saya mau sharing yang namanya Human Live Value deh..
Kosongin dulu gelasnya ya, dibaca dan dihayati dulu biar ngerti :)

Dalam artikel ini saya mencoba sharing mengenai Human Live Value dan tips praktis untuk mendapatkan perlindungan asuransi yang pas untuk kebutuhan keluarga anda.

Tentunya tiap keluarga memiliki standart hidup dan kebutuhan yg berbeda ya. Biaya hidup ini sangat bergantung pada penghasilan pencari nafkah utama dan yg berperan di sini biasanya ayah atau ibu. Semua aman-aman saja sampai suatu ketika terjadi risiko kehidupan pada orang produktif ini (sakit kritis, cacat tetap total, atau yang paling buruk adalah meninggal). Saat hal tersebut terjadi, tidak ada lagi posisi yang bisa menopang keluarga tersebut. Maka dari itu, akan menjadi sulit bagi keluarga untuk menjaga kualitas hidup sebelumnya.


Apakah Human Live Value?

Terjemahan dalam bahasa indonesianya adalah "Nilai Hidup Manusia" kita singkat saja menjadi HLV ya. HLV adalah metode yang digunakan untuk menghitung jumlah dana individu yang harus disisihkan untuk keamanan masa depan keuangan tanggungannya (dalam kasus terjadi risiko kehidupan seperti dijabarkan di atas). HLV membantu kita menghitung kebutuhan nilai uang untuk mengcover gaya hidup keluarga bila terjadi risiko kehidupan kepada pencari nafkah utama, sehingga gaya hidup tersebut tidak jatuh (bayangkan bola salju yang menuruni bukit, semakin lama semakin besar dan akhirnya hancur di bawah bukit)


Kemudian, Bagaimana cara menghitung HLV?

Berikut adalah contoh sederhana: Tuan XYZ berusia 30 tahun dan ingin pensiun di usia 60 thn (usia produktif hingga pensiun adalah 30 tahun). Kerugian finansial bagi keluarga (istri ABC, dan anak berusia 2 tahun, EFG) dalam kasus meninggal mendadak dalam usia produktif. Gaji bulanan Tuan XYZ adalah Rp.10.000.000,-, gaji kotor tahunannya adalah Rp. 120.000.000,-. Dan selama 30 tahun ia akan mendapat gaji dengan total nilai sebesar Rp.3,6 M (asumsi tidak ada kenaikan gaji).

Apa yg harus dipertimbangkan? Jika XYZ meninggal setelah 10 tahun, keluarganya akan mendapat uang manfaat asuransi sebesar Rp.3,6 M (tergantung dari manfaat yg diambil). Namun dengan asumsi adanya inflasi sebesar 8%, nilai diskonto dari Rp 3,6 M dalam 10 tahun, dengan tingkat inflasi tahunan sebesar 8% adalah Rp. 7.772.129.990,18. Jumlah ini tidak akan cukup untuk mempertahankan gaya hidup yang sama untuk 20 tahun yg tersisa. Oleh karena itu, HLV Tuan XYZ yg benar akan menjadi Rp.36.225.564.800,66 (nilai ini setara dengan Rp 3,6 M saat ini). Dia harus mendapatkan proteksi senilai Rp.36.225.564.800,66. (perhitungan menggunakan financial calculator)


Apakah yang harus dipertimbangkan sebelum membeli asuransi jiwa?

Nilai HLV sangatlah dinamis. Setiap tahun, jumlah tersebut sebaiknya ditinjau kembali dan disesuaikan sebelum membeli asuransi tambahan. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah:




Sebagai panduan praktis, selalu disarankan agar seseorang memberli asuransi yang merupakan kelipatan dari pendapatan kotor tahunan seseorang. Hal ini ditentukan pula oleh usia saat ini. Dengan tabel sederhana di bawah ini, anda dengan mudah menghitung kebutuhan asuransi yang sesuai untuk anda.





Sudahkah anda mencukupi nilai proteksi untuk keluarga anda?
Yuk mulai berhitung, dan siapkan dari sekarang. Bukan untuk agent anda, tapi untuk kelangsungan hidup keluarga di saat risiko kehidupan terjadi.

Jika ingin berkonsultasi dengan saya, bisa menghubungi saya di:
email: margemage@gmail.com
whatsapp: 0899 7878 346
Phone: 0877 8519 5253


Your friend,
Maria Margrietha
Personal Financial Planner and Servicing



Tuesday, October 11, 2016

7 PRINSIP HIDUP BURUNG ELANG

Elang adalah simbol dari penakluk baik itu kaisar atau Hitler.

Intisari yg bisa kita ambil adalah pelajaran menakjubkan bagi kita.

Burung elang terbang sendirian sangat tinggi dan tidak terbang bersama burung pipit atau bercampur dengan burung lain yang lebih kecil seperti angsa. Tidak ada burung lainnya yang dapat terbang setinggi elang.

Burung elang memiliki visi yang kuat, dengan fokus 5 km di udara. Bahkan elang mengintai mangsa pengerat dari jarak ini, ia memusatkan fokus pada mangsanya dan menetapkan visi untuk mendapatkannya. Rintangan apa pun dia hadapi tanpa bergerak dari fokus sampai mendapatkan mangsanya.


"Miliki visi dan tetap fokus tanpa peduli kendala yg dihadapi dan Anda akan berhasil!!"


Burung elang tidak akan pernah memakan mangsa yang sudah mati. Mangsa yg dimakan selalu fresh.


"Hindari informasi lama. Selalu lakukan penelitian dengan baik dan update informasi."




Elang adalah burung yang mencintai badai. Ketika awan berkumpul, elang bersemangat. elang menggunakan sayap melawan badai dan mendorong lebih tinggi. Setelah menemukan tepian badai, elang berhenti mengepak dan menggunakan tekanan dari badai yang mengamuk untuk melambung ke awan dan meluncur untuk memberikan kesempatan pada sayapnya untuk beristirahat. Sementara itu semua burung lainnya bersembunyi di daun dan cabang pohon.


"Kita dapat menggunakan badai kehidupan kita (rintangan, kesulitan, dll) untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Berprestasi menikmati tantangan dan menggunakannya agar lebih menguntungkan."



Ketika elang betina bertemu elang jantan untuk kawin, elang betina terbang turun ke bumi dengan dikejar elang jantan dan dia mengambil ranting. Dia terbang kembali ke udara dengan elang jantan, begitu dia telah mencapai ketinggian tinggi cukup, ia melepaskan ranting tersebut dan melihatnya jatuh ke tanah. Elang jantan mengejar ranting, semakin cepat jatuh, semakin cepat ia mengejar sampai dia mencapainya dan harus enangkapnya 
sebelum jatuh ke tanah, kemudian membawanya kembali ke elang betina. Elang betina meraih ranting dan terbang ke ketinggian yang lebih tinggi dikejar oleh jantan sampai dia merasa cukup tinggi, dan kemudian menjatuhkan ranting itu lagi untuk ditangkap si jantan.

Kejadian ini berlangsung berjam-jam, dengan ketinggian meningkat sampai elang betina yakin bahwa elang jantan telah menguasai seni memilih ranting yang menunjukkan komitmen, maka dan hanya maka, ia mungkin memilih untuk kawin dengan dia!





"Baik dalam kehidupan pribadi atau dalam bisnis, kita harus menguji komitmen orang yang ingin dijadikan partner.
Ujilah sebelum Anda percaya."




Saat hendak bertelur, elang betina dan jantan mencari tempat yang sangat tinggi di tebing di mana tidak ada predator yg dapat mencapai; elang jantan terbang ke bumi dan mengambil duri dan meletakkannya di celah tebing, kemudian terbang lagi ke bumi untuk mengumpulkan ranting dan meletakkannya di sarang tadi. ia terbang kembali ke bumi mengambil duri dan meletakkan mereka di atas ranting. Ia terbang kembali ke bumi 
dan mengambil rumput yang lembut untuk menutupi duri. Ketika lapisan pertama selesai, ia mengulangi proses tersebut hingga beberapa lapis dan mencabut bulu untuk menyelesaikan sarangnya. Duri di bagian luar sarang melindunginya dari kemungkinan penyusup. 

Baik elang jantan dan betina berpartisipasi dalam membesarkan anak elang. Mereka meletakkan telur dan melindunginya; membangun sarang dan berburu.

Selama melatih anak elang terbang, ibu elang melempar anak elang keluar dari sarang dan karena mereka takut mereka melompat ke dalam sarang lagi. Tapi, dia melemparkan mereka keluar lagi dan kemudian melepas lapisan lembut di sarang, meninggalkan duri yang tajam, dan membuat anaknya takut melompat ke sarang lagi karena tertusuk oleh duri. Anak elang menjerit-jerit dan berdarah kemudian melompat keluar lagi kali dan bertanya-tanya mengapa ibu dan ayah yang mencintai mereka malah menyiksa mereka.

Berikutnya, ibu elang mendorong mereka dari tebing ke udara. Karena mereka menjerit ketakutan, ayah elang terbang keluar dan membawa mereka di punggungnya sebelum mereka jatuh, dan membawa mereka kembali ke tebing. Hal ini berlangsung sampai mereka mulai bisa mengepakkan sayap mereka. Mereka merasa senang dengan pengetahuan yang baru bahwa mereka bisa terbang dan melayang. Ayah dan ibu elang mendukung mereka dengan sayap mereka.

"Penyusunan sarang mengajarkan kita untuk mempersiapkan perubahan; persiapan untuk keluarga mengajarkan kita bahwa partisipasi aktif dari kedua pasangan mengarah ke keberhasilan; tertusuk duri memberitahu kita bahwa kadang-kadang menjadi terlalu nyaman dapat mengakibatkan kita tidak menikmati hidup, tidak maju dan tidak belajar sama sekali. Duri kehidupan datang untuk mengajar kita bahwa kita perlu untuk tumbuh, keluar dari sarang dan memberikan cinta.

Sangat penting sebagai orangtua untuk mengajarkan anak-anak kita untuk 'terbang'. Jika kita harus mengajar mereka dengan cara yang keras, kita harus. 
Jika tidak, mereka tidak pernah belajar. Namun, kita harus menjadi pelindung mereka sampai mereka belajar. Kebijaksanaan alam tak terbatas dan tidak 
ada cara yang lebih baik untuk mengajar.

Biasakan belajar dari kesalahan, bukan membenarkan kesalahan mereka. 
Kita dapat belajar dari kesulitan, bukan mengeluh tentangnya.

Kesulitan seperti operasi besar. Tidak ada gunanya menolak dan mengeluh. Mereka mengharapkan kita untuk menggunakan kepala dan hati untuk menemukan keterampilan baru, menjadi lebih bijaksana dalam menjalani hidup.

Tak jarang orang-orang yang menghadapi kesulitan berat di awal kehidupannya adalah mereka yang akan berusaha keras untuk menemukan keterampilan, 
kebijaksanaan, pengetahuan, dan pengalaman baru"



Elang memiliki umur terpanjang di antara spesiesnya dan dapat hidup sampai 70 tahun. Tapi untuk mencapai usia ini, ia harus mengambil salah satu keputusan tersulit dalam hidupnya. Di usia 40, cakarnya terlalu panjang dan sulit untuk menangkap mangsanya. paruh memanjang dan dari tajam menjadi bengkok. Sayapnya tua dan berat, karena bulunya tebal, membuatnya sesak dada dan sulit untuk terbang. Pilihan yang tersisa hanya dua: mati atau melalui proses yang menyakitkan untuk perubahan yang berlangsung selama 150 hari.

Proses ini mengharuskan elang terbang ke puncak gunung dan duduk di sarangnya. Elang mematukkan paruhnya ke batu sampai paruhnya patah. Setelah patah, elang akan menunggu paruh baru tumbuh kembali dan kemudian akan mencabut cakarnya. Ketika yang cakar baru tumbuh kembali, elang mulai mencabut bulu-bulu tuanya sampai dia benar-benar telanjang. Dan setelah lima bulan, elang melesat melayang seperti dilahiran kembali dan hidup selama 30 tahun lagi.




PERUBAHAN DAN KELAHIRAN KEMBALI

  • Berkali-kali, untuk bertahan hidup kita harus memulai proses perubahan.
  • Kita perlu untuk meninggalkan kebiasaan lama dan hal-hal yang membebani kita yang tidak menambah nilai bagi kehidupan kita.
  • Kadang-kadang kita perlu menyingkirkan kenangan lama, kebiasaan dan tradisi masa lalu lainnya.
  • Hanya dengan membebaskan diri dari beban masa lalu, kita dapat mengambil keuntungan dari saat ini.




>>>>>>>> READY TO CHANGE <<<<<<<



INTISARI


elang terbang dengan elang

tetap fokus

hindari informasi lama

menikmati tantangan 

uji sebelum Anda percaya

persiapkan diri dan generasi berikutnya

buang apa yang tidak berharga dan memperbaharui diri





Friday, October 7, 2016

Financial Plan for Single

Hello!! 

Kamu masi single dan butuh input kebutuhan financial yang perlu dipertimbangkan? Coba yuk baca dulu artikel ini, mungkin bisa jadi pertimbangan dan point of view baru buat kamu dan tentunya saya harap artikel ini bisa memberi input yg bagus untuk persiapan finansial kamu. 



SINGLE / LAJANG

Jika tidak ada yg bergantung padamu secara finansial, Jalanmu dalam hal keamanan finansial tentunya lebih ringan. Namun, bukan berarti bahwa hal tak terduga tidak akan terjadi, kamu mungkin tidak memiliki seseorang yang bergantung secara finansial atau sebaliknya. Maka dari itu ada pertimbangan tertentu yang sebaiknya kamu pikirkan.



MELINDUNGI APA YANG KAMU MILIKI

Kebanyakan orang lajang tidak membutuhkan asuransi jiwa karena tidak ada yang bergantung pada mereka secara finansial, tetapi ada pengecualian. Jika kamu memberikan dukungan finansial untuk orang tua atau saudara kandung, atau kamu memiliki hutang yang cukup besar, tentunya kamu tidak ingin mewariskan hutang tersebut kepada anggota keluarga yang masih hidup jika kamu mati sebelum waktunya, kamu sebaiknya mempertimbangkan hal itu.

Asuransi cacat dan sakit kritis, bagaimanapun, adalah suatu pertimbangan yang penting!

  • Apa yg akan terjadi jika kamu sakit kritis atau terluka parah yang menyebabkan tidak mampu bekerja untuk mendapatkan penghasilan? 
  • Siapa yang akan kamu andalkan jika sesuatu seperti itu terjadi?
  • Berapa lama kamu akan memenuhi kewajiban keuangan kamu? 

Di situlah asuransi sakit kritis dan cacat tetap total masuk. Uang yang cair akan menggantikan sebagian dari penghasilan kamu jika kamu tidak dapat bekerja karena sakit kritis atau kasus lain karena cedera berat yang mengakibatkan cacat tetap total.

Banyak perusahaan besar dan kecil menawarkan beberapan manfaat cacat kepada karyawan melalui group plan (corporate insurance). Jika kamu berpikir kamu membutuhkan lebih banyak, mungkin sebaiknya kamu membeli uang pertanggungan yang lebih banyak melalui group plan kamu, jika tersedia. Atau, kamu bisa membeli polis asuransi dengan manfaat pertanggungan sakit kritis ditambah dengan manfaat pertanggungan untuk cacat tetap total sendiri. Tidak seperti group plan, asuransi swasta tetap menjadi hak milik kamu bahkan ketika kamu pindah bekerja.


JIKA KAMU BARU SAJA MEMULAI

Menunda hal-hal dasar ketika kamu baru saja mulai seperti mengurangi hutang, memulai program tabungan dan persiapan untuk pensiun belakangan hanya membuat hal makin lebih sulit ke depannya. Semakin cepat memulai, semakin baik.

Kamu ingin membuat dana darurat sebesar tiga sampai enam bulan dari biaya hidup dasar per bulan. ketika kamu mempertimbangkan semua tuntuan anggaran bulanan, memikirkan menyisihkan uang untuk tabungan jangka panjang mungkin tampak menakutkan. Untungnya, waktu berdada di pihakmu. Melalui kekuatan penggabungan bunga, hanya menyisihkan Rp. 250.000,- seminggu selama 15 tahun untuk membangun sarang telur lebih dari Rp. 310.000.000,- dengan asumsi return tahunan 6%.

Jika kamu belum melakukannya, daftarkan dirimu pada rencana tabungan pensiun di perusahaanmu. Karena rencana ini kemungkinan akan menjadi sumber utama dari tabungan pensiun kamu, lebih cepat memulai, lebih baik. Banyak perusahaan bahkan memberikan kontribusi pada karyawan, maka dengan tidak mengikutsertakan dirimu, pada dasarnya kamu menolak uang gratis.



---------------------


So, apa input baru yang kamu dapat setelah membaca artikel ini? Semoga teman-teman mendapat pencerahan ya. Persiapan sejak dini tentunya akan lebih meringankan jalan ke depannya. Mana yg lebih sulit, memulai dari sekarang dengan biaya kecil, atau nanti setelah mendekati masa pensiun dengan jumlah yang lebih besar? 

Pilihan ada di tanganmu, Apa yg kamu persiapkan dari sekarang itulah yang akan kamu nikmati sendiri nantinya dan saya tentunya siap membantu untuk memberi masukan untuk mempersiapkan itu semua.

Untuk konsultasi silakan layangkan email ke: margemage@gmail.com

Your friend,
Maria Margrietha
Personal Financial Planner and Servicing

Sumber: lifehappens.org

Friday, May 27, 2011

In a Relationship, Married Or Not, You Should Read This


This is really a nice story. pls just read it ok?
------------------------------------------------------
When I got home that night as my wife served dinner, I held her hand and said, I’ve got something to tell you. She sat down and ate quietly. Again I observed the hurt in her eyes.

    Suddenly I didn’t know how to open my mouth. But I had to let her know what I was thinking. I want a divorce. I raised the topic calmly. She didn’t seem to be annoyed by my words, instead she asked me softly, why?

    I avoided her question. This made her angry. She threw away the chopsticks and shouted at me, you are not a man! That night, we didn’t talk to each other. She was weeping. I knew she wanted to find out what had happened to our marriage. But I could hardly give her a satisfactory answer; she had lost my heart to Jane. I didn’t love her anymore. I just pitied her!

    With a deep sense of guilt, I drafted a divorce agreement which stated that she could own our house, our car, and 30% stake of my company. She glanced at it and then tore it into pieces. The woman who had spent ten years of her life with me had become a stranger. I felt sorry for her wasted time, resources and energy but I could not take back what I had said for I loved Jane so dearly. Finally she cried loudly in front of me, which was what I had expected to see. To me her cry was actually a kind of release. The idea of divorce which had obsessed me for several weeks seemed to be firmer and clearer now.  

    The next day, I came back home very late and found her writing something at the table. I didn’t have supper but went straight to sleep and fell asleep very fast because I was tired after an eventful day with Jane.   When I woke up, she was still there at the table writing. I just did not care so I turned over and was asleep again.

    In the morning she presented her divorce conditions: she didn’t want anything from me, but needed a month’s notice before the divorce. She requested that in that one month we both struggle to live as normal a life as possible. Her reasons were simple: our son had his exams in a month’s time and she didn’t want to disrupt him with our broken marriage.

    This was agreeable to me. But she had something more, she asked me to recall how I had carried her into out bridal room on our wedding day. She requested that every day for the month’s duration I carry her out of our bedroom to the front door ever morning. I thought she was going crazy. Just to make our last days together bearable I accepted her odd request.  

    I told Jane about my wife’s divorce conditions. . She laughed loudly and thought it was absurd. No matter what tricks she applies, she has to face the divorce, she said scornfully.  

    My wife and I hadn’t had any body contact since my divorce intention was explicitly expressed. So when I carried her out on the first day, we both appeared clumsy. Our son clapped behind us, daddy is holding mommy in his arms. His words brought me a sense of pain. From the bedroom to the sitting room, then to the door, I walked over ten meters with her in my arms. She closed her eyes and said softly; don’t tell our son about the divorce. I nodded, feeling somewhat upset. I put her down outside the door. She went to wait for the bus to work. I drove alone to the office.  

    On the second day, both of us acted much more easily. She leaned on my chest. I could smell the fragrance of her blouse. I realized that I hadn’t looked at this woman carefully for a long time. I realized she was not young any more. There were fine wrinkles on her face, her hair was graying! Our marriage had taken its toll on her. For a minute I wondered what I had done to her.  

    On the fourth day, when I lifted her up, I felt a sense of intimacy returning. This was the woman who had given ten years of her life to me. On the fifth and sixth day, I realized that our sense of intimacy was growing again. I didn’t tell Jane about this. It became easier to carry her as the month slipped by. Perhaps the everyday workout made me stronger.  

    She was choosing what to wear one morning. She tried on quite a few dresses but could not find a suitable one. Then she sighed, all my dresses have grown bigger. I suddenly realized that she had grown so thin, that was the reason why I could carry her more easily.  

    Suddenly it hit me… she had buried so much pain and bitterness in her heart. Subconsciously I reached out and touched her head.  

    Our son came in at the moment and said, Dad, it’s time to carry mom out. To him, seeing his father carrying his mother out had become an essential part of his life. My wife gestured to our son to come closer and hugged him tightly. I turned my face away because I was afraid I might change my mind at this last minute. I then held her in my arms, walking from the bedroom, through the sitting room, to the hallway. Her hand surrounded my neck softly and naturally. I held her body tightly; it was just like our wedding day.  

    But her much lighter weight made me sad. On the last day, when I held her in my arms I could hardly move a step. Our son had gone to school. I held her tightly and said, I hadn’t noticed that our life lacked intimacy. I drove to office…. jumped out of the car swiftly without locking the door. I was afraid any delay would make me change my mind…I walked upstairs. Jane opened the door and I said to her, Sorry, Jane, I do not want the divorce anymore.  

    She looked at me, astonished, and then touched my forehead. Do you have a fever? She said. I moved her hand off my head. Sorry, Jane, I said, I won’t divorce. My marriage life was boring probably because she and I didn’t value the details of our lives, not because we didn’t love each other anymore. Now I realize that since I carried her into my home on our wedding day I am supposed to hold her until death do us apart. Jane seemed to suddenly wake up. She gave me a loud slap and then slammed the door and burst into tears. I walked downstairs and drove away.   At the floral shop on the way, I ordered a bouquet of flowers for my wife. The salesgirl asked me what to write on the card. I smiled and wrote, I’ll carry you out every morning until death do us apart.  

    That evening I arrived home, flowers in my hands, a smile on my face, I run up stairs, only to find my wife in the bed - dead. My wife had been fighting CANCER for months and I was so busy with Jane to even notice. She knew that she would die soon and she wanted to save me from the whatever negative reaction from our son, in case we push through with the divorce.— At least, in the eyes of our son—- I’m a loving husband….  

    The small details of your lives are what really matter in a relationship. It is not the mansion, the car, property, the money in the bank. These create an environment conducive for happiness but cannot give happiness in themselves. So find time to be your spouse’s friend and do those little things for each other that build intimacy. Do have a real happy marriage! 
------------------------
source: google

Notes from me: to be in a relationship or marriage is your choice but please be responsible. Because it was your choice, be wise for every decision and take the risk. And of course you must remember it takes two tanggo for a relationship. Love and take care of your life partner :)

Wednesday, May 18, 2011

For my friend whoever and wherever you are :)


I’m glad to know you and be your friend.
I don’t care what everybody else say about you, I accept you for who you are.
Although you are nice or bad person, it’s my decision to be your friend.
So, I take the responsibility if something happen to me. 
People may think that I’m so naive, but that’s me. 
Not because I want to be very nice person so that people adore me,
but I feel comfortable with it.
Just the way you are…
Yes, please be just the way you are
That’s what makes you so unique 
I can’t and don’t want to change you
So, if you wanna change, 
you must ask yourself 
It’s your choice and just you who can change you.
But of course  you can ask me for suggestion.
Maybe sometime I’m feel so bad and say something bad about you
But please don’t mind it, it’s just temporary.
Just remind me if that’s happen.
Let’s be friend forever :)
sorry for this silly and naive message guyzz hahaha XD
I like you just the way you are!!  

NB: I don't mind if someone want to copy my silly and naive notes. But please add the credit. Thx :D

Saturday, May 14, 2011

Warm coffee for u

Hello everybody!!

Just wanna say hello with this 1st post :D. I'm still newbie with blogger. So, can I ask you if I had any difficulties?
I'll share random thing here, but majority I will talk about design and my interest :D. Happy to share with you guys, and please enjoy my blog! ^^

Regards,

Marge~